Laman

Senin, 08 Februari 2016

A Stupid Acknowledgment

Stupid? apa definisi itu sendiri sebenarnya? tolol ? bodoh? aku belum sepenuhnya mengerti. bisakah kamu memberitahuku tentang hal itu?
Memang bodoh! aku tidak tahu apa makna dari judul tulisan ini sendiri. aku tak terlalu peduli, karena yah, aku memang bodoh.
Aku bukanlah orang yang ahli atau mampu jujur begitu saja tentang apa yang aku rasakan, dan dalam garis tebalnya ialah perasaan. Aku lebih nyaman menyimpan itu semua untuk diriku sendiri. Tertimbun. Terbenam. Terpendam. Sampai membusuk.

Cukup. aku tidak mau berbasa-basi sampai tulisan ini berbusa.
Jika ditanya, siapa yang menjadi orientasi untuk 'hubungan' kita dulu, ya memang itu kamu. Tapi, jika ditanya siapa yang menjadi orientasi dalam hal perasaan? salah jika jawaban itu adalah kamu. karena pada nyatanya, gadis yang suka memendam perasaan itu yang benar. Kaget? atau bahkan kamu tidak paham? haha. ya. aku tau karena memang ini tidak jelas artinya.
Jika ditanya lagi, mengapa bisa gadis itu yang menjadi orientasi? disini aku sulit untuk menjawab. Karena aku tidak tau harus memulai darimana. 

"Pagi itu, pertama kalinya aku berbaur dengan orang-orang baru yang sebelumnya belum pernah aku kenal. Satupun. Aku tidak tau siapa kamu, dia, mereka, dan bisa dibilang aku sendiri. Kesempatan melihatmu, dekat denganmu dengan jarak yang sebenarnya jauh, walaupun aku tau kamu acuh denganku, sama sekali tidak menganggap aku ada di dunia ini, sudah cukup untuk membuat senyum di bibir ini. Aku harap suatu saat aku bisa berkenalan denganmu. sampai suatu ketika aku mendapati namamu. Senang?Jelas. Tapi tetap saja aku hanya bisa berharap."

Semua perlakuanku ke kamu, semua sikapku ke kamu, aku tau itu salah bahkan aku menyia-nyiakan kamu. Kamu boleh salahkan aku karena pengakuan bodoh 'si gadis' itu. Karena keterlambatan 'si gadis' itu. Aku terima. Karena disini, bukan hanya kamu yang salah. Gadis itu yang lambat dalam menyikapi sikapmu saat kau menjadi orientasi. Dan aku tau, pengakuan 'si gadis bodoh' itu memang sudah tidak berarti apa-apa lagi sekarang. Bahkan, pengakuan 'si gadis' itu tidak akan pernah sampai ke kamu. Tapi setidaknya, gadis itu sudah mencoba untuk belajar tentang bagaimana jujur akan perasaannya sendiri walaupun tidak secara langsung.

Untuk siapa saja yang membaca ini, aku tidak berharap bahwa itu kamu. Biarkan saja tulisan ini tertimbun, terpendam, sampai membusuk karena itu adalah hobby dari 'si gadis' itu.

-A

Trying to escape

Ditemani dengan suara rintik hujan gerimis pada sore ini, aku menulis lagi untukmu. Ditemani pula dengan alunan lagu yang kau sukai 'dulu', aku mengingatmu lagi.
Sebentar.
Jangan salah mengartikan kata 'ingat' pada konteks itu. Ingat disini hanyalah sedikit berujung pada rasa penasaran. kamu dimana, kamu bagaimana sekarang.
Rasanya sudah lama aku tidak mendengar keberadaanmu lagi, baik dimanapun. Bukan artinya aku mencari kamu, tetapi hanyalah rasa ingin tahu apa yang kamu lakukan dan apa yang akan kamu lakukan.
Selepas itu terserah, aku tak akan mengusikmu lagi. Lagipula, sekarang, aku sudah menemukan arti kata 'lepas' yang sesungguhnya. Lepas dari semuanya. Ya. Aku yakin kalau kamu senang mendengar tentang ini, bukankah ini semua yang kamu inginkan dari dulu tapi baru bisa aku pahami sekarang?

"When you lose something you can't replace
When you love someone but it goes to waste
Could it be worse?"

Pernah merasakan seperti itu? Aku yakin, pasti pernah. Walaupun kamu merasakan itu bukan untukku. Tapi disini, aku akan membuat pengakuan bodoh. Ya, aku pernah merasakan hal itu dan itu untuk mu, terkait denganmu. Bodoh bukan? Aku baru berani mengutarakannya. Mengapa? Stuck in reverse? Ya. Benar. 
Sebentar.
'Lepas' disini aku gunakan lagi. dengan penambahan kata 'mencoba' untuk 'lepas'. Ini baru awal. Berkali-kali aku jatuh untuk hal ini. Untuk kali ini, aku tidak ingin menjadi bodoh lagi. Menyia-nyiakan waktu dan ataupun orang lain hanya untuk stuck. Sia-sia memang. 

Harapanku, semoga yang terbaik saja untukmu.

'Baby you should go and love yourself."

Sabtu, 07 November 2015

Selamat datang, Hujan.

Malam ini pukul 19 : 40
Lagi-lagi aku ingin menulis tentangmu
Apa saja yang berkaitan denganmu
Karena hanya itu yang bisa aku lakukan disaat aku mulai merindukanmu

Tapi rasanya, entah mengapa kali ini berbeda
Susah untuk menulis tentangmu lagi
Entah apa yang menghalangiku
Sekat apa yang sedang ada di benakku, akupun juga tidak mengerti

Malam ini hujan, lebih tepatnya gerimis
Terulang lagi dan lagi di otakku semua tentang kita
Apalagi jika diingat malam itu
Hujan dimana pada saat itu yang menjadi penghalang untuk kita
Penghalang yang kemudian berujung pada air mata yang jatuh begitu saja untuk pertama kalinya
Aku tidak perlu menjelaskan
Dan aku juga tidak mau untuk mengutarakan
Cukup.
Seharusnya aku juga tidak perlu untuk membahas.

Tulisan ini tidak tau akan berujung kemana.
Silahkan kamu menerka sendiri.


"Cause everything has changed."


Minggu, 18 Oktober 2015

Belum Sempurna

Masih dengan perasaan yang sama...

Hai
Tiga huruf yang saat ini susah untuk ku utarakan kepadamu
Tiga huruf yang ku rasa sulit untuk aku menyapamu
Tiga huruf yang terdengar aneh jika aku ucapkan kepadamu

Kenyataannya, kata itu dulu yang setiap saat kita lanturkan
Yang setiap saat menjadi pembuka percakapan kita
Yang setiap bertemu menjadi orientasi untuk menanyakan kabar satu sama lain
Aku ulangi dan aku tebalkan pada kata dulu

Dulu
Entah betapa singkat dan betapa berharganya waktu dulu
Waktu yang tidak bisa diulang kembali
Waktu yang aku rasa dan mungkin kamu, juga belum sempurna
Belum sempurna kita lalui
Belum sempurna kita tempuh
Belum sempurna kita telusuri
Sampai pada akhirnya waktu itu pun akhirnya pergi
Tidak peduli dengan kebelumsempurnaan itu
Acuh dengan segala ihwal yang belum sempurna ini

Kalau begini, siapa yang mustinya bisa disalahkan?
Aku?
Kamu?
Atau barangkali kau berpikir jika waktu bisa disalahkan?
Kamu salah jika menyalahkan waktu
Bagaimanapun masalah itu datang dari diri kita sendiri
Masalah itu berasal dari aku dan kamu sebagai pemeran utama 
Apa yang membuat kebelumsempurnaan itu ada diantara kita?
Silahkan kita bertanya dengan hati masing-masing
Aku tau dan tak usah kau beri tahu, waktu yang dulu tidak mungkin datang kembali
Tapi biarlah kita pikirkan ini
Kelak tidak akan ada lagi kebelumsempurnaan seperti yang dulu

18 Oktober 2015, pukul 00:18

Sudah larut malam bahkan bisa dikatakan hari telah berganti
Selamat malam dan selamat pagi
Entah apa yang harus kuucapkan
Kini, apa yang sedang aku lakukan ialah melakukan sesuatu yang sebelumnya belum pernah aku coba
Sesuatu yang masih sangat asing
Sesuatu yang mungkin tidak ada dalam diriku

Apa yang sedang aku lakukan
Berpura-pura menyukai apa yang ku kerjakan?
Berpura-pura dalam semua peristiwa yang telah terjadi?
Berpura pura menahan semua rasa yang menggebu di dalam hati?
Berpura-pura sampai menyisakan luka?

Ini bukanlah apa-apa
Aku pertegas bahwa
Ini bukanlah apa-apa
Apalagi jika dibandingkan denganmu
Maaf jika aku berani membanding-bandingkan
Taruh saja aku di tepian tong sampah yang selama ini kau gunakan untuk membuang masa lalu mu yang kelam
Anggap saja aku tak ada
Bahkan, jangan anggap tulisan ini ada dan ku tulis sebelumnya

Sudahlah
Sudah larut malam
Maaf dan semoga tulisan ini tidak mengganggu dalam tidurmu yang nyenyak itu.


Jumat, 03 Januari 2014

Mimpi

MIMPI
 
karya @beladrahmatulia
 
 
 
Aku telah lama
Mengagumimu sang pemberi jejak
yang memberiku semangat agar terus terjun dalam duniamu
Aku telah lama
Memandangimu, memperhatikanmu, memahamimu dalam jauh
Aku mengikuti sajak-sajak yang kau tuliskan
di setiap lembaran kertas yang kau buang
 
Seandainya...
Aku dapat terbang, terbang bersama sayap-sayap cintamu
Seandainya....
Akulah sosok yang kau beri semangat
Kau beri kata-kata penuh makna lewat puisi-puisimu
Dan seandainya...
Aku yang selalu diterangi cahaya malammu
 
Tapi sampai detik ini aku baru tersadar!
Semua itu cuma 'seandainya'!
Karena ketika melihatmu bercanda dengannya
Aku hanya seperti melihat mimpiku yang semakin lama semakin menghilang
Dibawah pohon yang penuh keceriaan dan cinta
Aku hanya diam! Diam seribu bahasa,kaku,dan membeku...
Apa kamu ga tau aku disini melihatmu?
 
Disini....
Aku yang selalu mengikutimu, bukan dia !
Tapi kenapa?
Kenapa aku ga pernah dapet apa yang dia dapetin?
Aku tau dia lebih cantik!
Aku bahkan tau, dia penyempurna hidupmu!
Penyempurna kata-katamu yang tersirat
 
Padahal, aku berharap kamu datang mengobati sayapku
dan aku akan berusaha mengepakkan sayapku kembali terbang bersama sayap cintamu
Ini mungkin obsesi karena ekstasi
Yang selalu ingin...ughhh!
 
Tapi aku sadar! Aku ga akan pernah bisa...
Karena umpama kamu langit,akulah buminya
Satu cm aja, aku ga berhak mendekatimu
Apalagi berharap aku mengalami dejavu...
Mustahil!
 
Sampai akhirnya, aku pernah berfikir untuk mengakhirinya
Mengakhiri duniaku yang bergelut dalam kata-kata
Karena aku udah terlalu capek...
Capek nunggu kamu untuk menoleh ke belakang!
Capek dengan semua sandiwara yang ada dalam sastra!
Dan capek melihat mimpiku yang terus menerus menghilang dari pandanganku
 
Aku cuma bisa berterimakasih kepada Tuhan
Yang telah menghadirkan semangat hidup,yang akan terus berdesir di kepalaku
Terimakasih pada-Mu
Yang telah membuatku berhasil menyetubuhi sastra
Yang telah menyadarkanku akan statusku
Dan mengajariku arti cinta, yang tak dapat ku miliki...